Pola Komunikasi Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam Mensosialisasikan Bahaya HIV dan AIDS Kepada Penjaja Sex dan Gay


Artikel:

Humaedi Suhada, S.I.Kom - Pola komunikasi adalah cara kerja atau struktur yang cenderung tetap seorang individu atau kelompok dalam berkomunikasi. Dalam suatu komunikasi akan terdapat suatu sistem dan langkah kerja yang mirip satu sama lain yang membentuk pola yang serupa. Pola komunikasi juga dapat diartikan sebagai suatu gambaran sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara unsur-unsur komunikasi seperti komunikator, komunikan, pesan, media, dan umpan balik (Effendy, 2017).

Terdapat berbagai jenis pola komunikasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai keterhubungan unsur dan proses komunikasi yang terjadi. Beberapa pola komunikasi yang paling dasar adalah pola komunikasi satu arah, dua arah, dan multi-arah. Pola komunikasi satu arah adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan tanpa adanya umpan balik dari komunikan. Pola komunikasi dua arah adalah proses penyampaian pesan yang melibatkan timbal balik antara komunikator dan komunikan. Pola komunikasi multi-arah adalah proses penyampaian pesan yang terjadi dalam satu kelompok di mana komunikator dan komunikan saling bertukar pikiran secara dialogis (Effendy, 2017).

Selain itu, terdapat juga pola komunikasi primer, sekunder, sirkular, dan lain-lain. Pola komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator menggunakan simbol sebagai media atau saluran. Simbol dapat berupa lambang verbal seperti bahasa atau lambang nonverbal seperti isyarat tubuh. Pola komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator menggunakan media tertentu seperti surat, buku, radio, televisi, dan internet. Pola komunikasi sirkular adalah proses penyampaian pesan yang melibatkan banyak pihak secara berputar-putar tanpa ada titik awal atau akhir yang jelas (Serupa.id, 2022).

Pola komunikasi sangat penting untuk dipahami dan diterapkan dalam berbagai konteks, seperti komunikasi intrapersonal, interpersonal, kelompok, organisasi, dan massa. Pola komunikasi yang baik adalah pola komunikasi yang efektif, efisien, dan etis. Pola komunikasi yang efektif adalah pola komunikasi yang mampu mencapai tujuan komunikasi dengan memperhatikan kebutuhan, minat, dan harapan dari pihak-pihak yang terlibat. Pola komunikasi yang efisien adalah pola komunikasi yang mampu menghemat waktu, biaya, dan tenaga dalam menyampaikan pesan dengan menggunakan media yang tepat. Pola komunikasi yang etis adalah pola komunikasi yang mampu menghormati hak-hak, kewajiban-kewajiban, dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat (Kajianpustaka.com, 2023).

Pola Komunikasi Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi Nusa Tenggara Barat Dalam Mensosialisasikan Bahaya HIV Dan AIDS Kepada Penjaja Sex Dan Gay

HIV dan AIDS merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia, termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Menurut data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Mataram, angka kumulatif kasus HIV/AIDS di kota itu dari tahun 2001 hingga 2020 sebanyak 560 kasus, dengan faktor utama penularan adalah seks bebas dan narkoba [1]. Oleh karena itu, KPA NTB berupaya untuk melakukan sosialisasi dan pencegahan penyebaran HIV/AIDS kepada kelompok-kelompok berisiko tinggi, seperti penjaja sex dan gay.

Pola komunikasi yang dilakukan KPA NTB dalam mensosialisasikan bahaya HIV dan AIDS kepada penjaja sex dan gay adalah dengan menggunakan pendekatan interpersonal, edukatif, dan persuasif. KPA NTB bekerja sama dengan lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang memiliki jaringan dengan komunitas penjaja sex dan gay untuk memberikan penyuluhan, konseling, dan pemeriksaan HIV secara sukarela (VCT). Selain itu, KPA NTB juga menyediakan layanan kesehatan yang ramah dan komprehensif bagi penderita HIV/AIDS, serta memberikan dukungan psikososial bagi mereka [2].

Tujuan dari pola komunikasi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan penjaja sex dan gay tentang bahaya HIV dan AIDS, serta mendorong mereka untuk mengubah perilaku berisiko menjadi perilaku sehat. Selain itu, pola komunikasi ini juga bertujuan untuk mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS di masyarakat, serta meningkatkan kualitas hidup mereka [3].

Sumber referensi:

- Effendy, O.U. (2017). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
- Serupa.id. (2022). Pola Komunikasi – Pengertian & Jenis: Primer, Sekunder, Sirkular, dll. Diakses dari https://serupa.id/pola-komunikasi-pengertian-jenis-primer-sekunder-sirkular-dll/
- Kajianpustaka.com. (2023). Pengertian, Jenis dan Bentuk Pola Komunikasi. Diakses dari https://www.kajianpustaka.com/2023/01/pengertian-jenis-dan-bentuk-pola-komunikasi.html
```
[1] https://www.antaranews.com/berita/2557689/kpa-catat-560-kasus-hiv-aids-di-mataram
[2] http://ranahkomunikasi.fisip.unand.ac.id/index.php/rk/article/view/32
[3] http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1695504&val=18440&title=POLA%20KOMUNIKASI%20KOMISI%20PENANGGULANGAN%20AIDS%20KPA%20KOTA%20PEKANBARU%20DALAM%20MENSOSIALISASIKAN%20BAHAYA%20HIV%20DAN%20AIDS%20KEPADA%20PENJAJA%20SEX%20DAN%20GAY

buat artikel tentang "Pola Komunikasi" beserta sumber referensi artikel yang digunakan, artikel panjang, gaya/nada: profesional, format paragraf | gambar: woman back


Diposting pada: 08 Agustus 2023
(Klik pada Gambar untuk Memperbesar Tampilan!)